Ada berkat yg didapat para investor Bitcoin dari ketegangan di Asia. Tensi yg meninggi di Semenanjung Korea dan Selatan Cina membikin para investor di pasar keuangan mencari pilihan produk investasi yg bukannya lebih aman semacam emas alias obligasi pemerintah Amerika Serikat, tetapi Bitcoin, valuta digital pertama yg ada di dunia.
Per akhir pekan lalu, kualitas tukar Bitcoin mencapai angka tertinggi. Satu Bitcoin setara dengan 4.224 dolar alias kurang lebih Rp56 juta. Angka ini telah melonjak berkali-kali lipat. Forbes mencatat, semenjak sembilan bulan terbaru saja, kenaikannya mencapai 780 persen.
Vinsensius Sitepu, pengamat dan praktisi valuta digital, menilai naik daunnya Bitcoin dikarenakan penggunaannya yg relatif mudah. Terutama dikala sejumlah negara yg sebelumnya menolak mentah-mentah Bitcoin, malah menerbitkan regulasi yg mendukung mudahnya penggunaan valuta digital ini.
“Ada regulasi pemerintah jadi (membuat) pemakai merasa aman,” menjadi salah satu argumen mengapa pemakai Bitcoin meningkat, kata Vinsensius.
Salah satu contohnya merupakan Jepang, semacam dilansir Antara. Pemerintah mereka pernah tegas menolak Bitcoin dianggap sebagai mata uang. Namun, Februari lalu, pemerintahnya mulai mengakui kehadiran Bitcoin dan teknologi Blockchain.
Bitcoin merupakan uang elektronik yg ditransfer lewat internet. Ia didistribusikan tanpa butuh melewati perantara apa-apa tergolong bank, pribadi dari satu orang-orang ke orang-orang lain, jadi anggaran transaksi jadi jauh lebih murah. Itu artinya ia mampu ditransfer ke seluruh dunia, bahkan dengan waktu yg relatif jauh lebih pendek daripada transfer lewat bank. Akun Kalian juga tidak mampu dibekukan.
Kemudahan-kemudahan ini yg kemudian juga mendukung naiknya pamor Bitcoin di dunia investasi.
“Mata uang virtual menganut paham pasar bebas. Supply and demand. Supply sedikit dan demand-nya besar, jadi harga naik,” kata Vinsen.
Tak hanya di mata investor, di mata hacker kriminal, Bitcoin juga laris.
Kasus terbaru yg pernah ingar-bingar merupakan ancaman menyebar data-data HBO, tergolong naskah sinetron harapan mereka yg jadi tambang uang: “Game of Thrones”. Peretasnya meminta transferan Bitcoin setara dengan jutaan dolar AS. Sejumlah info penting dari surel para aktor semacam Emilia Clarke, Lena Headey, dan Peter Dinklage akan dikuak juga.
Masa Depan Bitcoin?
Dengan harganya yg semakin melonjak, bagaimana masa depan Bitcoin? Akankah masuk jadi investasi yg berusia panjang?
Meski tidak tergolong aset aman (safe haven), investor tampaknya mulai serius melirik Bitcoin sebagai ceruk investasi. Berdasarkan riset Cambridge University tahun ini, ada peningkatan pemakai dompet kripto, dari 2,9 juta menjadi 5,8 juta pengguna. Kebanyakan memakai Bitcoin.
Vinsen memprediksi, dalam rentang waktu 6 sampai 12 mendatang kualitas tukar Bitcoin akan semakin meningkat. “Aku yakin naik semakin sampai Rp80 sampai 100 juta per BTC,” kata Vinsen. Tapi ia juga meramalkan dalam rentang waktu yg sama, akan terjadi penurunan. Sebabnya mampu jadi sebab para pemakai telah merasa mampu profit yg besar, jadi ramai-ramai menjual Bitcoin mereka menjadi valuta konvensional alias mengalihkannya ke valuta virtual lainnya.
Perdagangan aset digital semacam valuta virtual merupakan aktivitas berisiko tinggi. Harganya sangat fluktuatif. Artinya mampu berubah sewaktu-waktu. Meski setahun ini Bitcoin memberikan progres cerah bagi para investornya, tapi tidak ada jaminan sempurna dari permainan di pasar bebas. Belum lagi risiko peretasan di website perusahaan exchanger, semacam yg terjadi pada Bithumb, di Korea Selatan, awal Juli kemarin.
Menurutnya, sebab menganut sistem pasar bebas, jadi posisi Bitcoin sebagai aset digital akan sangat bergantung pada kepercayaan pasar. “Potensi naik dan potensi hilang pamor sempurna saja ada,” katanya. “Tetapi, mengingat regulasi oleh pemerintah telah tidak sedikit dan penggunanya meningkat, dan adanya institusi keuangan dunia lewat konsorsum R3 yg makin baik kinerjanya, saya rasa dalam waktu dekat, satu sampai dua semester ke depan, Bitcoin belum kehilangan pamor,” tambahnya.
0 Komentar:
Post a Comment